***: Tori Amos and The Metropole Orchestra

8 Oktober adalah hari yang cukup bersejarah buat saya, Tori Amos, dan Metropoloe Orchestra.

Bagi saya, hari itu adalah hari dimana saya dinobatkan untuk mendapatkan gelar sebagai Master of Communication. Gelar yang saya perjuangkan selama satu tahun dengan segala "ups and downs" dalam prosesnya. Sedangkan untuk Tori Amos, hari itu adalah hari dimana dalam kurun kurang lebih 20 tahun karirnya sebagai musisi, bermain bersama orkestra besar untuk pertama kalinya di depan para penggemarnya. Bagi Metropole Orchestra, hari itu bersejarah sekaligus emosional karena mereka menjadi bagian dari hari bersejarah Tori Amos tersebut. Emosional karena adanya rencana pembubaran orkestra yang berdiri sejak tahun 1945. Mereka adalah salah satu 'korban' dari rencana pemotongan anggaran pemerintahan Belanda untuk dana kesenian di tahun 2011.

Terlepas dari situasi yang cukup emosional, saya sangat beruntung bisa menikmati semua hal tersebut di hari yang bersamaan, di Heinneken Music Hall, Amsterdam. Hampir setengah dari kapasitas venue adalah non-Belanda. Mereka datang dari segala penjuru Eropa, bahkan dunia. Seperti yang ditulis dalam sebuah fan-site Tori Amos, undented, konser ini sudah ditunggu tunggu oleh para penggemarnya selama bertahun tahun. Tidak heran, tiket konser ini langsung habis dalam kurun waktu beberapa jam setelah diumumkan.

Sebagian lagu lagu yang dimainkan malam itu adalah lagu lagu yang ia tulis dengan membayangkan apabila lagu itu dimainkan dengan orkesrta besar yang hanya ada di dalam pikirannya saja. Lagu seperti "Yes, Anastacia" "Flying Dutchman" "Our New Year" serta "Precious Thing" dimainkan secara apik diantara konser yang berdurasi hampir 2 jam tersebut. Semua kekuatan lirik dan emosi yang terbangun dari musik Tori Amos menjadi semakin megah dan kaya akan dimensi oleh iringan orkestra yang dipimpin oleh Jules Buckley. -O-